makalah Bimbingan konseling islam

DILARANG UNTUK MENGCOPAS TANPA DI CANTUMKAN SUMBER LINK YANG TERSEDIA. KARENA MARI SESAMA MENJAGA DAN MENGHARGAI KARYA ORANG LAIN. SEKIAN TERIMAKASIH.



 

TUGAS BIMBINGAN KONSELING




       
   Oleh Kelompok 3 :
Nadya Afrina
Siti Aisyah
Siti Khadijah
 






JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2014/2015
Kata Pengantar

            Saya panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT.karena berkat inayah-NYA lah, dapat menyelesaikan Makalah Bimbingan Konseling Islami yang bertema kan “Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling dan Kesalahan Penyelenggaraan BK di Sekolah” ini.
          Pada kesempatan ini,saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Rekan-rekan kelompok yang telah bekerja sama untuk menyelesaikan makalah ini dengan harapan dapat menambah wawasan para mahasiswa BKI.
          Saya menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan buku ini.
 Akhir kata, saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan menjadikan amal saleh. Amiin.



Medan,24 September 2014

Penyusun





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………. 2
DAFTAR ISI………………………………………………………………..… 3
PENDAHULUAN
BAB I…………………………………………………………………………… 4
Latar belakang…………………………………………………………..……….. 4
Rumusan Masalah…………………………………………………………..……. 4
Tujuan Makalah……………………………………………………………….…. 4
PEMBAHASAN
BAB II
A.Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling………………………………..……… 5
B.  Kesalahpahaman Pandangan terhadap Bimbingan dan  
      Konseling di Sekolah ………………………………………………….…… 7

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan ……………………………………………………………………. 9
Saran…………………………………………………………………………… 9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 10





                                                         BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
        Saat ini keprihatinan tentang rendahnya mutu pendidikan di sekolah-sekolah memang masih nyata di lapangan, walaupun secara fisik pembangunan pendidikan sudah menunjukkan suatu kemajuan yang signifikan. Namun peningkatan ini tidak berjalan secara seimbang dengan peningkatan mutu, baik dari sisi mutu pengajarannya, maupun mutu proses pembelajarannya. Bahkan kompleksnya permasalahan yang dialami siswa dalam beberapa kasus. Kondisi ini jelas merupakan tantangan besar bagi upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dengan pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang menghendaki akan pengembangan secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
          Dikaitkan dengan pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah tidak mungkin terselenggara dengan baik apabila tidak memiliki manajemen bermutu dan tidak dilakukan secara jelas dan terarah. Disini lah pemakalah akan mengupas tentang berbagai Prinsip-prinsip yang akan akan di laksankan sebagai Konselor di sekolah beserta apa yang dapat menjadi penyebab kesalahpahaman pelaksanaan BK di sekolah.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah Prinsip-prinsip pada Bimbingan dan Konseling ?
2.      Apa saja yang menjadi penyebab terjadinya kesalah pahaman dalam penyelenggaraan BK di sekolah ?

C.     Tujuan Penulisan
ü  Agar kita memahami bagaimana sebenarnya Prinsip-prinsip BK.
ü  Dan mengetahui apa saja yang dapat menimbulkan kesalah pahaman penyelenggaraan BK di sekolah.






PEMBAHASAN
BAB II

A.  Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling

a.     Pengertian Prinsip-prinsip Konseling

Prinsip yang berasal dari asal kata ” PRINSIPRA” yang artinya permulan dengan satu cara tertentu  melahirkan hal –hal lain, yang  keberadaanya tergantung dari pemula itu, prinsip ini merupakan hasil perpduan antara kajian teoritik dan teori lapangan yang terarah yang digunakan sebagai pedoman dan pelaksanaan. Prinsip bimbingan dan Konseling menguraikan tentang pokok – pokok dasar pemikiran yang dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan main yang harus di ikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan dapat juga dijadikan sebagai seperangkat landasan praktis atau aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

b.    Prinsip-prinsip Pelayanan dalam Bimbingan Konseling

  Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah individu-individu, baik secara perorangan muupun kelompok. Setiap individu memiliki keunikan tersendiri yang harus dipahami oleh konselor. Individu itu sangat bervariasi, misalnya dalam hal jenis kelamin, umur, status sosial, ekonomi keluarga, kedudukan, pangkat, jabatan, minat, bakat, dan sebagainya. Di rumuskan dalam prinsip-prinsip sebagai berikut :

1.      Bimbingan konseling melayani semua individu, tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, bangsa, agama, dan status sosial ekonomi individu yang akan diberikan layanan.
2.      Bimbingan dan konseling berkaitan dengan sikap dan tingkah laku individu yang terbentuk dari berbagai aspek kepribadian yang kompleks. Oleh karena itu pelayanan bimbingan konseling perlu menjangkau keunikan dan kekompleksan pribadi individu.
3.      Untuk mengoptimalkan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai dengan kebutuhan individu itu sendiri perlu dikenali dan dipahami keunikan setiap individu dengan berbagai kekuatan, kelemahan, dan permasalahan yang sedang dihadapi oleh individu bersangkutan.
4.      Perbedaan individu harus dipahami dan dipertimbangkan dalam rangka upaya memberikan bantuan atau bimbingan kepada individu- individu tertentu, baik individu itu anak-anak, remaja, ataupun orang dewasa.


c.      Prinsip-prinsip Berkenaan dengan Masalah Individu

Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kehidupan individu tidaklah selalu positif. Faktor-faktor yang negatif akan menimbulkan hambatan-hambatan terhadap kelangsungan perkembangan dan kehidupan individu. Berikut Prinsip-prinsip yang di hadapi individu tersebut :
v  Meskipun pelayanan bimbingan koseling menjangkau setiap tahap dan bidang perkembangan dan kehidupan individu, namun bidang bimbingan konseling pada umumnya dibatasi hanya pada hal-hal yang menyakut kondisi mental dan fisik individu terhadap penyesuaian diri terhadap lingkungan dimana individu itu berada, dan sebaliknya pengaruh kondisi lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu.

d.    Prinsip-prinsip Berkenaan dengan Program Layanan

Kegiatan pelayanan bimbingan konseling diselenggarakan secara kebetulan, maupun terprogram. Pelayanan diberikan kepada klient/siswa yang secara langsung (tidak terprogram atau terjadwal) kepada konselor untuk meminta bantuan. Konselor dituntut untuk dapat menyusun program pelayanan bimbingan dan konseling. Program ini berorientasi pada seluruh warga lembaga dimana tempat konselor bertugas (misalnya sekolah atau kantor). Berikut Prinsip-prinsip program layanan bimbingan dan konseling itu adalah :

ü  Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari prroses pendidikan dan perkembangan. Oleh karena itu program bimbingan dan konseling harus disusun dan dipadukan sejalan dengan program pendidikan dan perkembangan secara utuh.
ü  Program bimbingan dan konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan kondisi lembaga (misalnya sekolah), kebutuhan individu dan masyarakat.
ü  Terhadap pelaksanaan bimbingan dan konselig hendaknya diadakan penilaian yang teratur untuk mengetahui sejauh mana hasil dan manfaat yag diperoleh, serta mengetahui kesesuaian antara program yang direncanakan dan pelaksanaannya,



e.      Prinsip-prinsip Berkenaan dengan Pelaksanaan Layanan

     Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling (baik yang terprogram atau incidental) dimulai dengan pemahaman tentang tujuan layanan. Tujuan ini selanjutnya akan diwujudkan melalui proses tertentu oleh seorang konselor. Dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling konselor perlu mengadakan kerja sama dengan berbagai pihak, baik dari dalam lembaga maupun dari luar lembaga agar tercapainya perkembangan peserta didik secara optimal.


B.  Kesalahpahaman Pandangan terhadap Bimbingan dan

         Konseling di Sekolah


              Banyak faktor yang mempengaruhi kesalah pahaman pandangan terhadap bimbingan dan konseling, salah satunya adalah latar belakang pendidikan guru bimbingan di sekolah. Awal tahun 1960 pakar mengatakan bahwa perlu Bimbingan dan Konseling di sekolah tetapi tenaga atau guru BK yang profesional belum ada. Jadi di angkatlah guru mata pelajaran sebagai guru BK dan kisah ini berlanjut sampai sekarang. Guru BK tersebut dalam menjalankan tugasnya banyak yang tidak sesuai dengan tujuan, asas-asas, dan prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling. Dari satu faktor ini, memicu banyak kesalah pahaman terhadap Bimbingan dan Konseling di sekolah.
              Kesalahpahaman ini tenyata bukan hanya dalam pandangan para siswa (konseling) terhadap peran konselor sebagai polisi sekolah. Namun, lebih dari itu pelayanan yang diberikan oleh konselor dalam bimbingan konseling juga tidak sesuai dengan konsep dasar-dasar bimbingan konseling. Dalam kesalahpahaman ini, proses pelayanan bimbingan dan konseling adalah berupa nasihat-nasihat atau pengarahan-pengarahan tentang apa yang sebaiknya dilakukan oleh siswa (konseli).
              Konselor dalam menjalankan tugasnya harus secara profesional dan tidak menyebabkan kesalah pahaman diantara siswa-siswi. Konselor harus memiliki kualifikasi akademik sesuai dengan UU No. 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor (SKAKK) yaitu:
Ø  Sarjana Pendidikan (S1) dalam bidang Bimbingan dan Konseling
Ø  Berpendidikan Profesi Konselor



Konselor juga harus memiliki kompetensi yaitu:
1.        Kompetensi Pedagogik
Ø  Menguasai teori dan praksis pendidikan.
Ø  Mengaplikasikan perkembangan fisiologis dan psikologis serta perilaku konseling.
Ø  Menguasai esensi pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam jalur, jenis, dan jenjang pendidikan.

2.      Kompetensi Kepribadian
Ø  Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Ø   Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, individualitas, dan kebebasan memilih.
Ø   Menunjukkan integritas dan stabilitas kepribadian yang kuat.




























BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
            Setelah di telusuri secara lebih luas ternyata Bimbingan Konseling sangat berguna di kalangan masyarakat dan di sekolah. Karena berfungsi sebagai Badan penyuluhan dan mengatasi setiap masalah individu dengan sikap yang Profesional. Berdasarkan Prinsip-prinsip bimbingan konseling yang telah di bahas di atas dapat membuka cakrawala pemikiran kita tentang Lembaga Bimbingan Konseling,yang sering di salah artikan sebagai pemicu pembuka aib dan sebagai badan polisi sekolah yang mengatasi siswa yang bermasalah saja, dan menjadi penyebab timbulnya suatu sudut pandang yang negatif mengenai Bimbingan Konsseling di sekolah yang menyebabkan kesalahpahaman bila Konseling tidak di tangani pada ahli dalam bidang Konseling tersebut.

B.   Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyarankan kepada setiap pembaca agar :
a.       makalah ini tidak hanya menjadi salah satu pedoman dan bahan rujukan terhadap Prinsip Bimbingan Konseling dan Kesalahpahaman Konseling di sekolah
b.      Penulis menyarankan bagi pembaca agar bisa lebih mengembangkan isi makalah ini lebih baik lagi
c.       Penulis membutuhkan kritik dan saran dalam pembuatan makalah ini.


















DAFTAR PUSTAKA

                   Prayitno, H. & Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan & Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Wingkel, W.S. dan M.M. Sri Hastuti. 2012. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
              Yusuf, Syamsu &  Juntika Nurihsan. 2006. Landasan Bimbingan & Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Santoso, Djoko. 2011. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Malang.
          Walgito, Bimo. 1985. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM
















 

Komentar

Postingan Populer