Makalah Psikologi Perkembangan Anak Pada Masa Sekolah
PERKEMBANGAN
ANAK PADA MASA SEKOLAH
Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi
Perkembangan yang diampu oleh Bapak Selamat
Pasaribu,M.Psi
Di
susun Oleh Kelompok 7 :
Cut
Amaliyah
Muhammad
Saleh Nasution
Nadya
Afrina
Nurlayna
Sari
BIMBINGAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan nikmat dan karunia yang tidak
henti-hentinya penulis terima di sepanjang hidup. Dialah Dzat yang memampukan
penulis dari segala kemustahilan dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini yang
berjudul “ MASA ANAK SEKOLAH“ ini
dapat di selesaikan.
Makalah
ini merupakan wujud dari gagasan perlunya referensi untuk mata kuliah Psikologi
Perkembangan. Kemudian makalah ini diintergrasikan dengan pemikiran-pemikiran
dari ahli lain dan konsep-konsep yang baru berkembang. Makalah ini mendapat
banyak tambahan materi yang disesuaikan dengan sistematiika pemikiran dari sisi
prosedur.
Akhirnya,
Semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan para
pembaca, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan sehingga
terdapat kesempurnaan pada makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
arti dalam pengembangan pendidikan yang akan datang. Amien.
Medan,
27 Mei 2016
Pemakalah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB
I.PENDAHULUAN
a. Latar
Belakang.......................................................................................... 1
b. Rumusan
Masalah..................................................................................... 1
BAB II.PEMBAHASAN
a. Masa
Anak Sekolah................................................................................... 3
b. Perkembangan
Anak Pada Saat Memasuki
Lingkungan Masyarakat di Luar Keluarganya......................................... 4
c. Macam-macam
Fase Pengamatan Pada
Anak Saat Masa Sekolah.......................................................................... 5
d. Perkembangan
Fantasi Pada Anak Sekolah.............................................. 8
e. Masa Perkembangan Usia Sekolah............................................................ 9
BAB
III.PENUTUP
a. Kesimpulan.......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Psikologi perkembangan menurut Kartini Kartono didalam
buku psikologi anak menyatakan bahwa psikologi perkembangan adalah suatu ilmu
yang mempelajari tingkah laku manusia yang dimulai dengan periode maya bayi,
masa bermain, anak sekolah, masa remaja sampai periode adolesens menjelang
dewasa.
Psikologi perkembangan lebih mempersoalkan faktor-faktor
yang umum yang mempengaruhi proses perkembangan yang terjadi didalam pribadi
yang khas itu. Titik berat yang diberikan oleh para psikolog perkembagan ada
pada relasi antara kepribadian dan perkembangan.
Secara kodrati manusia selalu ingin
mendidik keturunanya yang dilakukan pada setiap tahapan umur. Baik tahapan
janin, bayi, balita, kanak-kanak, remaja, dewasa maupun usia lanjut. Anak-anak
memasuki tahapan dimana mereka sudah cukup mengerti dan memahami sesuatu serta
mampu memahami mana yang baik dan mana yang buruk. Pada tahapan ini, seorang
individu sedang menggali potensi dirinya yang digunakan dalam rangka mencapai
kematangan ketika individu tersebut beranjak dewasa.
Oleh karena itu, harus dipelajari
dan dipahami setiap karakter anak usia sekolah agar dapat memberikan tugas
dengan tepat yang dapat mengoptimalkan potensi mereka yang sesuai dengan umur
mereka.
B.
Rumusan Masalah
1.
Seperti apakah perkembangan anak pada saat
memasuki dilingkungan masyarakat di luar keluarganya ?
2.
Apa sajakah macam-macam fase pengamatan pada
anak saat masa sekolah ?
3.
Seperti apakah perkembangan fantasi pada anak
sekolah ?
4.
Bagaimana
proses masa perkembangan usia sekolah pada anak ?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Dapat memahami perkembangan anak pada saat
memasuki dilingkungan masyarakat di luar keluarganya.
2.
Dapat mengetahui apa saja macam-macam fase
pengamatan pada anak saat masa sekolah.
3.
Dapat mengetahui perkembangan fantasi pada anak
sekolah.
4.
Dapat mengetahui masa perkembangan usia sekolah pada anak.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Masa
Anak Sekolah
Pada
hari-hari pertama anak masuk sekolah kebanyakan mereka merasa bangga dan
gembira. Bangga oleh karena sejak itulah ia benar-benar diakui sebagai anak
sekolah yang sebenarnya, dari pada waktu di taman kanak-kanak, yang belum perlu
membawa buku-buku yang banyak, dan masih harus dikawal dan dijemput, pada waktu
berangkat dan pulang. Gembira oleh karena sejak itu ia berada di dalam
pergaulan dengan teman-temannya yang lebih banyak lagi jumlahnya, bahwa disana
mendapat kepandaian yang lebih tinggi dari pada di taman kanak-kanak yang
hampir setiap harinya hanya bernyanyi sambil bertepuk, bermain dengan alat-alat
yang tidak memuaskan keinginannya lagi. Tetapi, makin lama anak memasuki
dunianya yang baru itu, sering merasakan hal-hal yang dapat mengurangi atau
menghilangkan rasa bangga dan gembiranya, disebabkan oleh beberapa masalah.
Di
mulai umur 6 tahun ini, dimana pertumbuhan seorang anak sudah mulai relatif
seimbang. Dimana anak menjadi senang bermain keseimbangan dan penguasaan badan.
Pertumbuhan fisik yang berlangsung secara
baik itu berpengaruh terhadap perkembangan psikis anak[1].
Pada
masa ini anak sudah matang masuk ke sekolah. Dimana anak harus sudah dapat
bekerja sama dalam suatu kelompok anak-anak lainnya, serta tidak bergantung
lagi dengan ibunya dalam kegiatannya. Kemudian akan tumbuhnya perasaan
kesosialan yang berkembang pesat, sehingga anak menyukai untuk mematuhi grup
teman sebayanya.
Dimasa
sekolah ini juga, anak harus sudah diberi bekal pemahaman mengenai nilai-nilai
dan norma-norma yang berlaku dilingkungan masyarakatnya, agar nantinya proses
sosialisai yang dialami oleh sang anak pada masa sekolah menjadi lebih efektif.
Dilingkungan
sekolah anak, guru memegang peran penting dalam mengembangkan potensi anak
melalui teknik, gaya kepemimpinan dan metode mengajarnya sehingga kecerdasan
emosionalnya berkembang secara maksimal. Kondisi ini menuntut agar sistem
pendidikan hendaknya tidak mengabaikan proses berkembangnya otak kanan terutama
perkembangan emosi individu. Kemudian dilingkungan sekolah juga mengajarkan
anak agar menjadi individu yang dapat mengembangkan keintelektualan dan
bersosial dengan sebayanya, sehingga anak dapat berekspresi secara bebas tanpa
terlalu banyak diatur dan diawasi dengan ketat.[2]
B.
Perkembangan
Anak Pada Saat Memasuki Lingkungan Masyarakat di Luar Keluarganya.
Perkembangan
sosial dan kepribadian anak mulai dari pra sekolah sampai akhir masa sekolah
ditandai oleh meluasnya lingkungan sosial. Anak-anak mulai melepaskan diri dari
keluarga, ia makin mendekatkan diri pada orang-orang lain disamping anggota
keluarga. Meluasnya lingkungan sosial bagi anak menyebabkan anak menjumpai
pengaruh-pengaruh yang ada diluar pengawasan orang tua. Ia bergaul dengan
teman-teman, ia mempunyai guru-guru yang mempunyai peranan yang besar.[3]
Selanjutnya,
sekolah memberikan pengaruh yang sangat besar pada anak sebagai individu dan
sebagai makhluk sosial, dimana cara belajar, kebiasaan bergaul dan macam-macam
tuntutan dan kesenangan belajar pada anak, dapat bergaul dengan teman sebayanya
dengan akrab, mengadakan eksperimen, berlomba dan bersenda gurau dapat
menjadikan sebuah pengalaman bagi anak yang nantinya memberikan pengaruh yang
besar sekali bagi perkembangan kepribadian anak[4].
C. Macam-macam Fase Pengamatan Pada Anak Saat
Masa Sekolah
Dalam perkembangan jiwa anak,
pengamatan menduduki tempat yang sangat penting.Beberapa teori mengenai fungsi
pengamatan ini dipaparkan oleh Ernest Meumann, William Stern dan Clarn Stern,
dan Oswald Kroh.
1.
Ernest
Meumann, Ia membedakan fase perkembangan fungsi
pengamatan, yaitu:
a)
Masa
sintesis fantastis: umur 7-8 tahun
Dalam masa ini pengamatan anak masih global,
bagian-bagian belum tampak jelas, karena bergabung dengan fantasinya.
b)
Masa
analisis: umur 8-12 tahun
Anak telah mampu membeda-bedakan sifat
dan mengenal bagian-bagiannya, walaupun hubungan antara bagian itu belum tampak
seluruhnya.Peran serta fantasinya mulai berkurang, diganti dengan pengamatan
yang nyata (realitas).
c)
Masa
logis: 12 tahun keatas
Di sini anak telah dapat berfikir
logis.Pengertian dan kesadarannya semakin sempurna, sehingga bagian dalam
pengamatan sudah jelas dan hubungan antara bagian-bagian pun dapat terlihat.
Dari berbagai pendapat tersebut dapat
ditangkap beberapa kaedah yang penting, yaitu:
a. Perkembangan
pengamatan bermula dari gestalt (global) menuju kestruktur (bagian-bagian).
b.
Pengamatan itu dimulai dari kemampuan
menerima apa adanya tanpa kritik menuju kepada suatu pengertian logis dan
kritis.
c.
Pengamatan itu bermula dari alam
fantasi menuju kealam realita.
d.
Pengamatan itu bermula dari rasa “aku”
yang sempit berangsur-angsur sampai kepada pengertian “aku” yang luas.
d)
Perkembangan Intelektual
Pada
usia sekolah dasar (6-12tahun) anak sudah dapat mereaksi rangsangan
intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan
intelektual atau kemampuan kognitif (seperti membaca, menulis, dan menghitung).
Sebelum
masa ini, yaitu masa pra sekolah, daya pikir anak masih bersifat imajinatif,
berangan-angan (berkhayal), sedangkan pada usia SD daya pikirnya sudah
berkembang kearah berfikir konkret dan rasional (dapat diterima oleh akal).
e)
Perkembangan Bahasa
Usia sekolah dasar ini
merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai
perpendaharaan kata (vocabulary).
Pada awal masa ini, anak sudah menguasai sekitar 2.500 kata, dan pada akhir
(usia 11-12 tahun) telah dapat menguasai sekitar 50.000 kata. Dengan dikuasainya
ketrampilan membaca dan berkomunikasi dengan orang lain, anak sudah gemar
membaca atau mendengarkan cerita yangbersifat krirtis.
f)
Perkembangan Sosial
Maksud
perkembangan sosial ini adalah pencapaian kematangan dalam hubungan sosial.
Dapat juga dikatakan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan
norma-norma kelompok, tradisi dan moral (agama). Perkembangan sosial pada
anak-anak Sekolah Dasar ditandai dengan adanya disamping dengan keluarga
perluasan juga dia mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya (peer group) atau teman
sekelas, sehingga ruang gerak hubungan sosialnya telah bertambah luas.
2.
William
Stern dan Clarn Stern
Mereka berdua menampilkan 4 stadium dalam perkembangan fungsi anak, yaitu:
a.
Stadium
Keadaan (0-8 tahun)
Tanggapan anak masih dalam gambaran
totalitas yang samar-samar, serta anak mengamati benda-benda dan beberapa orang
secara teliti.
b.
Stadium
Perbuatan (8-9 tahun)
Anak menaruh minat besar terhadap
pekerjaan dan perbuatan orang dewasa serta tingkah laku binatang.
c.
Stadium
Hubungan (9-10 tahun)
Anak mengamati relasi/hubungan dalam
dimensi ruang dan waktu; juga hubungan kausal dari benda-benda dan peristiwa.
d.
Stadium
Perihal/Sifat (10 tahun keatas)
Anak mulai menganalisa hasil
pengamatannya atau tanggapannya dengan mengkonstatir ciri-ciri/sifat dari
benda-benda, orang dan peristiwa.
3.
Oswald
Kroh
Di dalam bukunya yang berjudul Die
Psychologie des Grundschulkindes (Psikologi Anak Sekolah Dasar) mengatakan
adanya 4 periode dalam perkembangan fungsi pengamatan anak yaitu:
a.
Periode Sintese
Fantastis (7-8 tahun)
Artinya, segala hasil pengamatan
merupakan kesan totalitas/global, sedang sifatnya masih
samar-samar.Selanjutnya, kesan-kesan tersebut dilengkapi dengan fantasi
anak.Asosiasi dengan ini, anak suka sekali dengan dongeng-dongeng, sage, mythe,
legenda, kisah-kisah dan cerita khayalan.
b.
Periode Realisme Naif
(8-10 tahun)
Anak sudah mulai dapat membedakan
bagian-bagian, akan tetapi belum mampu mengembangkan antara satu dengan lainnya
dalam suatu totalitas. Unsur fantasi yang asalnya ikut berpengaruh sudah
diganti dengan pengamatan konkret.
c.
Periode Realisme
Kritis (10-12 tahun)
Pengamatannya bersifat realistis dan
kritis.Anak sudah sudah mengadakan sistesis logis karena munculnya pengertian,
insight/wawasan dan akal yang sudah mencapai taraf kematangan.Anak kini bisa
menghubungkan bagian-bagian menjadi satu-kesatuan atau menjadi satu struktur.
d.
Fase Subyektif (12-14
tahun)
Unsur emosi atau perasaan muncul
kembali dam kuat sekali mempengaruhi penilaian anak terhadap semua
pengamatannya.Hal ini dapat terjadi karena pada masa ini muncul gejala Trotzalter II (masa menantang kedua).
Fase-fase
perkembangan pada Anak Sekolah
1. Perkembangan Pengamatan
Mengamati
adalah kegiatan yang menggunakan lima alat indera, yaitu melihat dengan mata,
mendengar dengan telinga, mencium dengan hidung, meraba dengan ujung-ujung
jari, dan mengecap dengan lidah.
Dari
hasil penelitian di bidang ini ternyata bahwa ada dua tipe pengamatan, yaitu:
a. Tipe “pelihat warna”
Anak
dengan tipe ini lebih cepat perkembangannya terhadap warna, bila anak dengan
tipe ini sedang menggambar, maka senang menghias gambar dengan warna.
b. Tipe “pelihat bentuk”
Anak
dengan tipe ini perkembagan perasaannya lebih cepat terhadap bentuk. Bila ia
sedang menggambar, maka belum puas jika belum menggambar seperti aslinya.
D.
Perkembangan
Fantasi Pada Anak Sekolah
Sejak
anak berumur lima atau enem tahun, perhatian mulai ditunjukkan kedunia luar,
kealam nyata.
1)
Beberapa
Masa Fantasi
Setelah
anak-anak mangalami masa egosentris, fantasinya mengalami perkembangan melalui
masa- masa sebagai berikut:
a)
Masa dongeng: 4 sampai dengan 8 tahun . Masa ini bertepatan waktunya
dengan perkembangan anak kea rah kenyataaan. Anak suka sekali mendengarkan cerita kehidupan.
b)
Masa Robinson Crusoe : 8 sampai dengan 2 tahun. Dalam masa
ini anak mengalami realism naïf. Kemudian anak memasuki masa anak tidak
menyukai dongeng yang fantasi , dongeng yang tidak masuk akal.
c)
Masa Pahlawan : 12 sampai dengan 15 tahun , anak suka
membaca buku-buku pejuang karya orang
kemenangan yang pernah terjadi.
2)
Beberapa
Nilai Fantasi
a) Fantasi dapat digunakan sebagai hiburan
b) Fantasi dapat memudahkan anak dalam menerima pelajaran.
c) Fantasi memebentuk budi pekerti anak.
3)
Beberapa
Keburukan Fantasi
a)
Anak sering kedelam kedalam dunia fantasi . tampaknya ia
suka melamun
b)
Anak takut menghadapai kenyataan. Ia menjadi orang pemalu
atau menjadi seorang pembual di kalangan teman-temannya.
E.
Masa Perkembangan Usia Sekolah
Perkembangan
adalah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi
organ-organ jasmaniah, sehingga penekanan arti perkembangan terletak pada
penyempurnaan fungsi psikologis yang termanisfestasi pada kemampuan organ
fisiologis. Perkembangan juga diberi makna dan digunakan untuk menyatakan
terjadinya perubahan-perubahan aspek psikologis dan aspek social[5].
Secara umum tahapan perkembangan
manusia akan melalui beberapa tahap, salah satunya pada usia sekolah[6].
a. Ciri-ciri
Khas Peserta Didik Usia Sekolah
1. Ada hubungan yang kuat antara keadaan
jasmani dan prestasi sekolah
2. Suka memuji diri sendiri
3. Kalau tidak dapat menyelesaikan tugas
atau pekerjaan, tugas atau pekerjaan itu dianggap tidak penting
4. Suka membandingkan dirinya dengan anak
lain, jika hal itu menguntungkan dirinya
5. Suka meremehkan orang lain
6. Perhatiannya tertuju pada kehidupan
praktis sehari-hari
7. Ingin tahu, ingin belajar dan realistis
8. Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran
khusus
9. Anak memandang nilai sebagai ukuran
yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah
10. Anak-anak suka membentuk kelompok
sebaya atau peergroup untuk bermain bersama, mereka membuat peraturan sendiri
dalam kelompoknya.
b. Kematangan
sekolah
Kematangan
merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir, timbul dan bersatu
dengan pembawaannya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah laku
individu. Akan tetapi, kematangan tidak dapat dikategorikan sebagai faktor
keturunan atau pembawaan karena kematangan ini merupakan suatu sifat tersendiri
yang umum dimiliki oleh setiap individu dalam bentuk dan masa tertentu.[7]
Kematangan
sekolah merupakan kesiapan anak dalam memasuki masa-masa sekolah. Usia anak
yang matang sekolah yaitu sekitar umur 7 tahun. Kriteria / kategori kematangan
sekolah adalah :
- Anak sudah dapat menangkap masalah-masalah yang bersifat abstrak seperti matematika dan angka-angka.
- Anak sudah dapat menggambar dengan lebih rapi.
- Anak sudah dapat mandi sendiri, berpakaian sendiri, menyisir rambut sendiri, mengikat tali sepatu serta menyisir rambut dengan benar.
- Anak sudah lebih mampu mengendalikan tubuhnya untuk duduk dan mendengarkan pelajaran daripada masa sebelumnya, walaupun mereka lebih senang melakukan kegiatan fisik[8].
c. Implikasi
Tugas Perkembangan Pada Pendidikan
Pada masa ini
anak mampu berpikir logis mengenai objek dan kejadian, meskipun masih terbatas
pada hal-hal yang sifatnya konkret, dapat digambarkan atau pernah dialami.
Meskipun sudah mampu berpikir logis, tetapi cara berpikir mereka masih
berorientasi pada kekinian. Baru pada masa remajalah anak dapat benar-benar
berpikir abstrak, membuktikan hipotesisnya dan melihat berbagai kemungkinan
dimana anak sudah mencapai tahapan berpikir operasi formal. Anak telah mampu
menggunakan simbol-simbol untuk melakukan suatu kegiatan mental, mulailah
digunakan logika.
Pada masa ini
umumnya egosentrisme mulai berkurang. Anak mulai memperhatikan dan menerima
pandangan orang lain. Berkurang rasa egonya dan mulai bersikap social. Materi
pembicaraan mulai lebih ditunjukkan kepada lingkungan social, tidak pada
dirinya saja. Mampu mengelompokkan benda-benda yang sama ke dalam dua atau
lebih kelompok yang berbeda. Anak mampu mengklasifikasikan objek menurut
beberapa tanda dan mampu menyusunnya dalam suatu seri berdasarkan suatu
dimensi.
Mulai timbul pengertian tentang jumlah,
panjang, luas dan besar. Anak dapat berpikir dari banyak arah atau dimensi pada
satu objek. Mengalami kemajuan dalam pengembangan konsep. Pengalaman langsung
sangat membantu dalam berpikir. Oleh sebab itu, guru perlu mengamati dan
mendengar apa yang dilakukan oleh siswa dan mencoba menganalisisnya bagaimana
siswa berpikir.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Secara kodrati
manusia selalu ingin mendidik keturunanya yang dilakukan pada setiap tahapan
umur. Baik tahapan janin, bayi, balita, kanak-kanak, remaja, dewasa maupun usia
lanjut. Anak-anak memasuki tahapan dimana mereka sudah cukup mengerti dan
memahami sesuatu serta mampu memahami mana yang baik dan mana yang buruk. Pada
masa ini umumnya egosentrisme mulai berkurang. Anak mulai memperhatikan dan
menerima pandangan orang lain. Berkurang rasa egonya dan mulai bersikap sosial.
Kematangan
sekolah merupakan kesiapan anak dalam memasuki masa-masa sekolah. Kriteria /
kategori kematangan sekolah adalah :
- Anak dapat menangkap masalah
- Anak dapat menggambar dengan rapi
- Anak sudah dapat melakukan kegiatan sehari-hari
- Tugas perkembangan meliputi,
- Adanya kematangan fisik tertentu pada periode perkembangan tertentu
- Adanya dorongan cita-cita psikologis manusia yang mengalami perkembangan itu sendiri,
- Adanya tuntutan kultural dari masyarakat sekitar
2. Implikasi tugas perkembangan pada
pendidikan
Anak mampu berpikir logis mengenai objek dan kejadian,
meskipun masih terbatas pada hal-hal yang sifatnya konkret. Mulai timbul
pengertian tentang jumlah, panjang, luas dan besar. Anak dapat berpikir dari
banyak arah atau dimensi pada satu objek. Sehingga guru perlu mengamati dan
mendengar apa yang dilakukan oleh siswa dan mencoba menganalisisnya bagaimana
siswa berpikir.
[1]
Abu ahmadi dan Munawar sholeh, Psikologi
Perkembangan (Jakarta: Rineka Cipta.2005).hlm.111
[2]
Nurussakinah Daulay, Psikologi Kecerdasan
Anak ( Medan: Perdana Publshing.2015).hlm.52
[3]
F.J.Monks dkk,Psikologi Perkembangan.(Yogyakarta
: Gadjah Mada University Press,1998).hlm.180
[4]Abu
ahmadi dan Munawar sholeh, Psikologi
Perkembangan (Jakarta: Rineka Cipta.2005).hlm.113
[5]
Sunarto dan Hartono, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2008), hlm.18
[6]
Rita Eka Izzaty dkk, Perkembangan Peserta Didik, (Yogyakarta: UNY Press,
2008), hlm.116
[7]
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya), hlm.12
[8]
Sri Rumini & Siti Sundari, Perkembangan Anak & Remaja, (Jakarta:PT
Rineka Cipta, 2004), hlm.41
Komentar
Posting Komentar